Rabu, 13 November 2019

Sajak sang sunyi

Kita

Apakah dirimu masih mengingatnya
Sebuah masa dimana
Aku dan kamu pernah menjadi kita
Apakah kau masih mengingatnya
Kita pernah saling mengisi
Rongga dalam jiwa yang sepi
Kita pernah memberi warna
Di hari-hari yang sunyi

Dan dulu...
Kita pernah saling mengikat janji
Apakah kau masih mengingatnya

                   

Sebatas Pengagum

Biarkan aku mencintaimu dalam sunyi ku
Biarkan aku mengagumi indah mu
Tanpa harus memiliki ragamu

Biarkan aku mencintaimu
Dengan caraku sendiri
Biarkanlah....

Karena...
Aku tahu....
Aku bukan siapa-siapa di matamu

Dan...
Aku tahu...
Aku tak pantas mendapatkan cintamu
Aku tahu itu...
Biarkanlah aku...
Mencintaimu...
Tanpa harus memiliki dirimu...


Kau

Kau adalah alasan mengapa aku terlahir kedunia ini

Kau adalah alasan aku membuka mata di pagi hari

Kau adalah alasan bagiku merenung di malam yang sepi

Kau adalah alasan dari beribu-ribu alasan yang tak dapat aku pahami

Dan...
Semoga saja kau adalah patahan dari tulang rusuk ku ini


Senyumanmu

Saat kau tersenyum
Dunia terasa berhenti seketika
Waktu pun enggan berlalu

Saat kau tersenyum
Untuk sekejap
Aku lupa akan luka ku
Aku lupa dengan beban hidup
Yang menerpa ku
Aku lupa akan segalanya

Senyumanmu seperti virus
Yang merusak sistem kerja otak ku
Merusak kewarasan ku
Menjungkirbalikkan logika ku

Hingga aku lupa bahwa
Senyumman mu itu
Bukan untukku



Selasa, 06 Agustus 2019

Argumen kemunafikan


NEGERIKU

      Sebatang rokok kunyalakan, Asap putih perlahan mulai membumbung tinggi, memenuhi ruangan ini, pikiran liar ku mulai merangkai kata-kata. Kubiarkan imajinasi liar ku melayang kemanapun ia mau, kubiarkan ia bebas tak terkendali. Satu-persatu permasalahan di negeri ini mulai memenuhi kepalaku. Selucu inikah negeri ku ini, aku tersenyum sendiri memikirkan negeriku ini, yang katanya kaya tapi rakyatnya masih menderita. Hampir semuanya di kuasai bangsa lain.
Memang lucu negeriku ini, para penguasanya sering cari sensasi hingga lupa rakyatnya kelaparan di bawah sana. mereka lupa akan janji-janji mereka dulu, atau memang mereka sengaja melupakanya ?. Aku tertawa melihat tingkah polah mereka. Dulu katanya negeriku ini Gemah Ripah Loh Jinawi, tapi nyatanya kita bagai tikus yang kelaparan di lumbung padi.




TUMBUH
  
             Tumbuh dewasa... Segera tubuh dewasa Itu yang ku harapkan saat aku masih kecil. Begitu menyenangkan melihat mereka, kehidupan mereka yang mapan, kerja yang menjanjikan, masa depan cerah, semua terasa indah dan sempurna menjadi orang dewasa.

Tapi aku merasa ada yang salah, angan-angan ku berbenturan dengan fakta yang ada. Apa seperti ini yang dinamakan menjadi dewasa ?. Semua orang di sekitarku satu-persatu mulai menghilang, canda tawa menghilang entah kemana. Orang-orang baru pun datang silih berganti, mereka munutupi wajah asli mereka dengan topeng-topeng kemunafikan dan mereka mengatas 
namakan diri mereka teman. Apakah seperti ini menjadi dewasa ?. Penuh kemunafikan. 


Aku benci tumbuh dewasa, aku muak dengan keteraturan, aku mulai kehilangan rasa bermain-mainku, semua di isi dengan keseriusan, saling menjatuhkan satu-samalain, saling tikam-menikam demi kepuasan individu. Apa ini yang disebut dewasa?, Kalau itu yang disebut dewasa, aku tidak mau menjadi dewasa, aku mau menjadi anak kecil selamanya. Tertawa bebas lepas tanpa beban dan mendefinisikan bahagia itu secara sederhana, tidak serumit saat dewasa, semua di ukur dengan harta dan tahta tanpa peduli orang-orang di sekitarnya menderita.




Metamorfosa

Tak perlu kau sibuk mengurusi kehidupanku, urusi saja hidupmu sendiri. Ini hidup ku, biarkan aku melakoni lakon hidup ku ini, semua butuh proses, tak ada yang instan. Belajarlah dari kupu-kupu, ia menjadi indah juga butuh proses yang panjang dari ulat, kepompong baru ia bisa menjadi kupu-kupu yang indah.
Begitu juga dengan diriku, harus berproses dahulu. Belajar dari pengalaman yang panjang dan ditempa oleh kerasnya kehidupan, baru bisa bermetamorfosis menjadi manusia yang baru. Semua butuh proses, kau cukup jadi penonton saja dalam peran hidup yang ku jalani tak perlu kau ikut campur dalam hidupku ini.

Kita punya peranan masing-masing dalam skenario yang di buat Tuhan, hanya kebetulan saja kita di taruh dalam satu panggung yang sama yaitu di dunia. Maka perankan saja peranmu jangan kau urusi peran yang di jalani orang lain.


Minggu, 15 Juli 2018

Lubuk hati si pendosa


Entah   


  Tuhan memang suka bercanda, Ia mempertemukan diriku dengan dirimu disaat diriku benar-benar hancur, disaat diriku sedang terpuruk di permalukan oleh dunia, disaat aku benar-benar butuh sesosok malaikat yang dapat menolong diriku. Entah apa maksud Tuhan mempertemukan kita, hanya sekedar mempertemukan atau ada maksud lain yang tak dapat aku pahami, tapi aku percaya bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semua sudah digariskan walaupun aku tak mengerti dengan skenario yang telah Ia buat. Tapi aku percaya pasti ada maksud dari pertemuan kita ini.





Sempurna


Telah habis berbatang-batang rokok ku hisap, namun tak juga menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan dirimu, beribu-ribu kata dalam pikiranku telah kurangkai namun tak ada yang cocok untuk membuat puisi tentang indah mu, serumit inikah. Atau memang kau begitu sempurna hingga akal ku ini tak sanggup menggapainya, kau sangat sempurna hingga tak ada satupun puisi ku yang dapat menggambarkan dirimu.




Rumit


Saat sang malam mulai menelan gagahnya sang siang, bintang-bintang pemalu mulai memperlihatkan sinarnya, menghiasi gelapnya sang malam yang sunyi. Saat ku pandangi gemerlap bintang, aku teringat wajahmu yang sendu saat pertama kali kita berjumpa kala itu. Senyumanmu meluluhkan hatiku yang sekeras batu ini, aku yang dulu yang tak pernah mau membuka pintu hatiku untuk seorang wanita, tapi kini aku merasa ingin menjalin sebuah rasa setelah berjumpa denganmu. Seperti ada gejolak yang aneh dalam relung jiwaku, ada perasaan yang yang tak menentu dalam hatiku, apa ini yang dinamakan cinta. Entahlah, aku tak mengerti dengan perasaanku sendiri.




Wanita


Wanita adalah maha karya tuhan yang sangat sempurna, ia adalah lukisan yang tak ternilai harganya, ia adalah sebait puisi yang dapat menggetarkan alam semesta, dan ia adalah cerminan dari wajah Tuhan itu sendiri.

    Wanita adalah sosok sempurna. Telah habis berjuta kata namun masih tak dapat memahaminya. Ia penyejuk hati kaum adam yang membara, yang penuh dengan ambisi. Ia dapat meluluhkan hati sekeras batu karang hanya dengam senyumannya.

    Dunia ini akan begitu hampa, tanpa adanya sosok wanita. ia lah alasan kenapa matahari terbit setiap pagi hanya untuk sekedar menyapanya.

    Jangan kau sia-sia kan seorang wanita, ia begitu berharga. Hanya laki-laki bodoh yang berani menyakiti hati seorang wanita. Hatinya begitu rapuh, jangan sekali-kali menyentuhnya dengan luka tapi beri ia cinta.
Wanita diciptakan bukan untuk disakiti tapi untuk di sayangi.


Rabu, 20 Desember 2017

LUKISAN KASIH SAYANG IBU KEPADA ANAK





Ibu dan Anak 1992 (100cm x 75cm)
Basuki Abdullah
Cat minyak pada kanvas


Lukisan karya Basuki Abdullah yang berjudul “IBU DAN ANAK” ini dibuat pada tahun 1992 dengan ukuran 100x75 cm dengan menggunakan cat minyak pada kanvas. Dalam lukisan ini Basuki Abdullah melukiskan seorang perempuan yang sedang menggendong seorang anak yang menjadi subjeck metternya. Lukisan ini digambarkan secara realis seorang ibu dengan wajahnya yang agak merunduk  dengan mengenakan pakaian tempo dulu (kuno)  seperti wanita desa dan menggunakan penutup kepala, Perempuan tersebut sedang menggendong anaknya  yang berwajah polos tersebut di belakang punggungnya.
Unsur warna yang terdapat pada lukisan tersebut  adalah warna hitam, coklat ke putih-putihan pada kulit ibu tersebut, warna hitam, coklat ke abu-abuan dan merah pada pakaian ibu tersebut,warna coklat abu-abu pada pakaian anak tersebut. Pada background terdapat warna merah, hitam, abu-abu, dan orange. Warna yang paling mendominasi adalah warna merah. Terdapat juga unsur garis dan tekstur semu pada lukisan Basuki Abdullah tersebut.
Dalam lukisan “Ibu dan Anak”  karya Basuki Abdullah ini memiliki makna yang sangat mendalam, Di lukisan ini si pelukis menggambarkan seorang ibu yang sedang menggendong anaknya dan diberi judul  “ Ibu dan Anak” dari situ dapat di ambil kesimpulan bahwa makna dari lukisan tesebut yaitu tentang kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu yang begitu besar kepada anak nya.
Lukisan Basuki Abdullah yang berjudul “Ibu dan Anak” ini mempunyai makna yang sangat mendalam, dan makna yang terkandung di dalam lukisan tersebut mudah di pahami bahkan oleh orang awam sekalipun. Basuki Abdullah  dengan teknik melukis realisnya ini mampu menghasilkan sebuah karya yang sangat bagus , lukisan ini merupakan karya yang sangat berkualitas.